Senin, 15 September 2008

Eksklusifitas Ilmu Administrasi Publik

Sebelumnya kita lupakan dulu debat panjang manajemen dan administrasi yang menyoal “siapa menginduk siapa”. Pertanyaan retoris yang sering kita dengar seperti manakah yang lebih luas? Manajemen atau administrasi hendaknya kita buang jauh dl, karena skali lagi saudara saudara…itu cuman soal CLAIM, tidak lebih. Semacam analogi telor dan ayam, siapa mendahului siapa tidak lagi penting tapi siapa yang mengklaim dengan justifikasi ilmu masing masing yang dibenarkan scr ilmiahlah yang akan menang.

Kembali ke topik utama, dalam kenyataannya, banyak manajer atau administrator berasal bukan dari jurusan manajemen ataupun adm publik. Tidak jarang pula kita temui manajer atau administrator handal yang berasal dari jurusan dimana di dalamnya tidak mengajarkan ilmu manajerial misalkan jurusan teknik, farmasi, atau bahkan filsafat. Kenapa demikian? Jawabannya adalah karena ilmu manajemen atau adm. publik itu sama sekali tidak eksklusif.

Eksklusifitas disini diukur dari cara pencapaian (penguasaannya), misalkan untuk menjadi dokter, cara yang ditempuh ya hanya ada satu, yaitu kuliah di kedokteran, untuk menjadi apoteker, cara yang ditempuh ya cuman ada satu, yaitu kuliah di farmasi. Namun tidak demikian halnya dengan ilmu administrasi. Seperti yang sudah saya paparkan diatas banyak orang menjadi administrator handal tanpa harus kuliah administrasi, banyak pula orang yang gagal menjadi administrator handal meski sudah kenyang tetek bengek birokrasi dan ilmu organisasi dalam kuliah administrasinya. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul adalah kenapa manajemen atau adm. publik itu sama sekali tidak eksklusif?

Jawabannya adalah karena penguasaan maksimal terhadap manajemen atau adm. Publik itu ditentukan oleh 2 hal besar yaitu seni dan ilmu. Yup…adm public is something between art and science. Sedangkan yang namanya art itu 99% nya ditentukan oleh anugrah yang maha kuasa yang disebut talent. Kita bisa belajar ilmu manajemen, kebijakan dan kepemimpinan sampek jenggotan dan ya…mungkin pula kita mendapatkan nilai yang tinggi di setiap mata kuliah tersebut. Tapi apa lantas kita bisa menjadi pemimpin yang baik? Jawabannya tergantung berbakat atau tidaknya kita menjadi pemimpin.

Faktor bakat disini menjadi eksekutor mutlak bagi mereka yang bermimpi menjadi manajer, policy analyst, pemimpin handal. Bukan science atau teori yang mereka katamkan hingga diluar kepala yang didapatkan di bangku kuliah administrasi publik. Semua tau Soekarno, the most famous presiden of Indonesia merupakan orang teknik, dan pastinya beliau tidak pernah mengenyam bangku kuliah administrasi dan mengambil mata kuliah leadership

Sampai disini, kesimpulannya adalah ilmu adm publik itu tidaklah eksklusif, kita dimudahkan sekaligus disulitkan dengan status ketidakeksklusifan ini. Buat temen temen yang bermimpi jadi manajer atau adminisrator ingatlah ilmu administrasi atau manajemen adalah jalan dan bakat adalah aspalnya. Harus benar benar digalakkan secara berkesinambungan supaya kita bisa meraih apa yang kita cita2kan dengan mulus, dan sembari sesekali ngebut barangkali y hwe5…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar