Jadi gini, konon kabarnya harga rumah di Jakarta sudah bermilyar milyar, tentu saja jauh dari jangkauan gaji pegawai negeri macam saya yang isi perutnya di dominasi oleh masakan warteg dan sekali kali sushi tei juga sih hahaha... Solusinya adalah cari rumah di kota satelit seputaran Jakarta (Depok, Bogor, Bekasi dll). Tapi ini juga tidak mudah, keputusan untuk menetap di seputaran Jakarta akan hadir bersamaan dengan serangkain konsekuensi yang harus siap ditempuh, berikut pertimbangan saya, yang mungkin kalian para pembaca blog ini juga sedang alami;
Yakin Jakarta? Beberapa dari kita, para pria single lupa memantapkan diri soal pekerjaan. Ini penting sebelum beli rumah di seputaran Jakarta. Dan point pertama ini akan menentukan hampir semua keputusan hidup setelahnya, hahahaha... Beli karena emosi baik, apalagi kalo diiming imingi harga properti yang akan naik terus. Buat yang ceboknya udah pake dollar sih gak ada artinya ya? Tapi buat yang ingin KPR mending dipikir dulu baik baik. Kalo tiba tiba resign proses over kreditnya bagaimana?
Transportasi juga menjadi pertimbangan penting, berapa jam batas toleransi kita untuk menempuh perjalanan dari rumah ke kantor, karena semakin dekat tentunya akan membuat harga rumah semakin mahal. Transportasi disini kaitannya erat dengan aksesbilitas, seringkali ini juga menjadi pertimbangan terbesar membeli rumah, simply because Jakarta is unpredictable macetnya, not simply i correct, karena di kos saya yang sekarang saja seharusnya cuman 5 menit sampai ke kantor kalo lalu lintas lancar, di jam dan hari tertentu bisa hingga 1 jam, coba bayangkan yang perjalanan rumah-kantor nya padi hari normal sudah satu jam setengah atau bahkan dua jam? Bisa bisa pulang ke rumah anak anak kita kelak yang tadinya masih kecil sudah sarjana semua, hahahahaha...
Financial planning, ini buat saya menentukan banget ya, sekali lagi tidak berlaku buat mereka yang jajanan hariannya ke cork and screw. Untuk yang mengambil cicilan 15 tahun sementara umurnya sekarang 25 tahun. Siap siaplah terbebas dari hutang pada umur 40 tahun. Itu semua butuh perencanaan yang tidak main main tentunya, jangan buru buru ambil rumah kalo buat nikah masih bingung uangnya dari mana. Mau minta orang tua? Bisa beli rumah tapi uang nikah masih nunggu belas kasihaan orang tua? FUCK NO! Saya tidak menyuruh untuk merencanakan macam macamlah, paling tidak 5 tahun ke depan, seperti biaya menikah, kelahiran anak pertama dan uang cadangan harusnya sudah kita pikirkan baik baik sebelum kita mengajukan KPR. Ini pengaruh karena akan turut memutuskan berapa cicilan yang nantinya kita putuskan untuk ambil.
Setidaknya 3 point diatas yang hendaknyakita saya pikirkan sebelum memutuskan membeli rumah. i am not saying i am in doubt or something. banyak yang bilang nekat ajalah dulu. Tapi keberanian itu butuh rencana Bung! Once we are married, we have a bigger responsibility. Tentunya gak mau kan cicilan rumah yang dibeli karena emosi menghalangi kita untuk memberi nafkah ke istri misalnya. Rencanakan yang baik, usahakan semaksimal mungkin jangan lupa sertai dengan doa, semoga Allah memudahkan.
Yakin Jakarta? Beberapa dari kita, para pria single lupa memantapkan diri soal pekerjaan. Ini penting sebelum beli rumah di seputaran Jakarta. Dan point pertama ini akan menentukan hampir semua keputusan hidup setelahnya, hahahaha... Beli karena emosi baik, apalagi kalo diiming imingi harga properti yang akan naik terus. Buat yang ceboknya udah pake dollar sih gak ada artinya ya? Tapi buat yang ingin KPR mending dipikir dulu baik baik. Kalo tiba tiba resign proses over kreditnya bagaimana?
Transportasi juga menjadi pertimbangan penting, berapa jam batas toleransi kita untuk menempuh perjalanan dari rumah ke kantor, karena semakin dekat tentunya akan membuat harga rumah semakin mahal. Transportasi disini kaitannya erat dengan aksesbilitas, seringkali ini juga menjadi pertimbangan terbesar membeli rumah, simply because Jakarta is unpredictable macetnya, not simply i correct, karena di kos saya yang sekarang saja seharusnya cuman 5 menit sampai ke kantor kalo lalu lintas lancar, di jam dan hari tertentu bisa hingga 1 jam, coba bayangkan yang perjalanan rumah-kantor nya padi hari normal sudah satu jam setengah atau bahkan dua jam? Bisa bisa pulang ke rumah anak anak kita kelak yang tadinya masih kecil sudah sarjana semua, hahahahaha...
Financial planning, ini buat saya menentukan banget ya, sekali lagi tidak berlaku buat mereka yang jajanan hariannya ke cork and screw. Untuk yang mengambil cicilan 15 tahun sementara umurnya sekarang 25 tahun. Siap siaplah terbebas dari hutang pada umur 40 tahun. Itu semua butuh perencanaan yang tidak main main tentunya, jangan buru buru ambil rumah kalo buat nikah masih bingung uangnya dari mana. Mau minta orang tua? Bisa beli rumah tapi uang nikah masih nunggu belas kasihaan orang tua? FUCK NO! Saya tidak menyuruh untuk merencanakan macam macamlah, paling tidak 5 tahun ke depan, seperti biaya menikah, kelahiran anak pertama dan uang cadangan harusnya sudah kita pikirkan baik baik sebelum kita mengajukan KPR. Ini pengaruh karena akan turut memutuskan berapa cicilan yang nantinya kita putuskan untuk ambil.
Setidaknya 3 point diatas yang hendaknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar